“Menulis adalah nikmat termahal yang diberikan oleh Allah, ia juga sebagai perantara untuk memahami sesuatu. Tanpanya, agama tidak akan berdiri, kehidupan menjadi tidak terarah...” Qatâdah, Tafsîr al-Qurthûbî

Selasa, 12 Mei 2015

Bahagia

Untuk menjadi bahagiai tak perlu kaya, sebab layaknya cinta, bahagia itu sederhana. Sebagaimana di saat ceria mempersiapkan kado istimewa untuk kawan, saudara dan keluarga tercinta. Tak lupa selipkan rangkaian kata penyejuk jiwa.

untuk Erdha tercinta :* doain ya Mbak Hana bisa cepet pulang


for my beloved Mom, entah kapan ini kuberikan


utk Kak Dian yg jauh2 dari Jambi, maaf selama di Jogja aku tak dapat menemani

Cinta


Cinta adalah buncahan rasa, yang meledak menggelora. Cinta adalah luapan emosi jiwa, ia tak ingin dipaksa, ia mekar sesuai titah-Nya. Karena cinta, acuh menjadi sapa, gelap menjadi warna, nestapa menjadi bahagia. Cinta bagiku bagai pohon kurma, kokoh berdiri diantara keringnya suasana, tetap menebar manisnya buah meski angin panas menampar raga. Jadi jika engkau mengaku cinta, itu semata karena fadhol-Nya. Berikan segenap syukur pada Sang Pemilik Cinta, karena ada cinta dalam diri kita. 

Suatu petang, wanita penuh dosa membuka mushafnya. Memohon dan mengais ampunan Sang Pencipta. Lumuran hina ia selalu rasa, namun betapapun itu, di balik gelap pasti ada cahaya. Di saat udara semakin berdebu tiada kira, hidungnya tersengal hingga bersin bersuara. Setitik air ludahnya menetes mengenai lembaran al-Qur'an, tapi aneh, ini bukan seperti kebiasaan. "Tuhan, inikah cinta?" tanyanya.

 

Senin, 11 Mei 2015

Ultah Dek Nisa Jaman Dahulu



kala kutatap wajah teduhnya
teringat peluh tiada lara
seorang Ibu pengasuh jiwa
membimbing anak hingga dewasa

Aku adalah buah hatinya
yang memendam rahasia sebuah rasa
entah sampai kapan dapat kumenanti
gejolak rindu di dalam hati
 Emaaak, kulo pengen rabi !!


Yogyakarta, 11/5/2015, 01.00 pagi

Sabtu, 02 Mei 2015

Berharap atas Kekalahan

Shalawat tak hentinya kubisikkan dalam hati. Berharap dalam pemilihan umum, aku tak terpilih menjadi ketua pondok untuk masa bakti periode ini. Kemarin malam adalah hari yang begitu mendebarkan, aku dan beberapa kandidat lainnya dihadapkan tepat di depan seluruh warga santri komplek R-2. Kami diwajibkan melakukan orasi guna proses pemilihan umum lurah baru.

Sudah ketar-ketir pikiran ini, pertama kali kulihat biodataku terpampang jelas di layar proyektor lengkap dengan foto paling narsisku ketika lebaran tahun lalu. "Ya Allah dapet darimana mereka", heranku. Giliran pertama orasi adalah aku, setelah seminggu berpikir keras, akhirnya kutemukan jurus jitu. Sebelum visi dan misi kupaparkan, aku meminta waktu sebentar untuk mengutarakan sesuatu. Mimik, bahasa dan suara kubuat seformal mungkin, detik itu aku ingin mengatakan sebuah pengakuan, bahwa aku belum siap menjadi ketua pondok. Bahkan kuceritakan bahwa aku sampai istihadhah 3 hari karena pusing memikirkan hal ini. Seribu satu alasan telah kulontarkan. Memohon, mengemis belas kasihan pada mereka agar aku tak jadi pilihan. 

at Sarangan Lake

Dan alhamdulillah, hasil voting sungguh memuaskan. Aku bukan ketua periode satu tahun ke depan. Aku gemetar bahagia lantas sujud syukur dengan spontan. Berteriak pada seluruh peserta pemilu, "terima kasih banyak atas kerjasamanya temaan-temaaaaan". Inilah pertama kalinya dalam hidupku berharap atas kekalahan. 

Yogyakarta, 2 Mei 2015, 00.58 WIB

Pengais Hati

FAN_GRAPH

Malam ini aku menangis pilu. Menanti teman hati yang ingin bertamu. Sekedar mengetuk pintu lantas membuka sapu tangannya untukku. Mengusapkan ke pipi yang basah karena air mataku. Sebab aku tak punya kawan. Sebab aku tak semudah kalian, bergerombol saling bertukar cerita kesayangan. Aku tak sebahagia kalian, aku tak punya siapa-siapa, kawan. 

Apa? Ibu? tidak, dia sudah terlalu banyak berkorban untuk hidupku, sedih ini hanya menambahnya semakin kelu. Tidak pula kepada saudara-saudara kandungku, mereka sudah terlalu baik memperlakukanku, tak ingin diri ini melampaui hal itu.

Mungkin ini ujian Tuhan padaku, sebagai gadai menebus dosa yang tlah lalu, sebagai bukti cinta-Nya agar aku dapat sabar menunggu, sebongkah hati dengan tulus mengusap air mataku.



With tears,
Krapyak, Yogyakarta, 2 Mei 2015, 00.03 WIB