Berikut adalah cerita perjalanan
hidup penuh hikmah, penggungah semangat. Dibungkus dengan cinta, letih dan air
mata, awas bikin terhipnotis jadi 1000% makin kuat !!!
***
Lima tahun yang lalu, selepas pulang sekolah, siang yang begitu panas dan melelahkan membuat segerombol siswa SMA memutuskan berkumpul di rumah salah satu teman sejawatnya. “Hanaa, kita ke rumahmu aja yuuk! Nonton KCB (Ketika Cinta Bertasbih),” ujar Novi kepada Saya. Kami bertujuh adalah teman dekat sesama anggota organisasi Rohis (Kerohanian Islam). Di tengah maraknya siswa SMA yang berpacaran, kami lebih memilih berkumpul bersama dalam majlis ta’lim atau latihan nasyid bersama atau sekedar meat and great. Pas sekali saat itu sedang booming film Islami plus bikin baper akut dari novel best seller gubahan Habiburrahman El-Sirazy.
Perjalanan
hati dimulai, menit ke sekian saya sudah mulai tenggelam dalam film KCB. Sosok
Azam yang berjuang keras membiayai ngaji dan kuliahnya dengan berjualan tempe,
ada pula teman satu kontrakannya bernama Hafiz yang bersusah payah menghafal
Al-Qur’an di tengah kegalauannya menahan perasaan cintanya kepada salah seorang
mahasiswi sesama asal Indonesia, kemudian ada pula Ana Althofun Nisa, seorang
gadis muslimah yang terkenal cerdas putri seorang Kyai yang amat bijaksana ketika dihadapkan pilihan
menikah atau melanjutkan studi dan masih banyak lagi uswah manis dari film ini.
Setting Negeri Kinanah dengan suasana belajar yang amat kental serta
begitu syahdunya para pencari ilmu dari
tanah rantau telah menumbuhkan tekad saya untuk kuliah di Al-Azhar, Mesir. Bagaimana
bisa? Saya bukan lulusan sekolah berbasis agama, pengetahuan Bahasa Arab saya
sangat minim. Satu quote yang membuat saya terus semangat, barangsiapa
bersungguh-sungguh ia akan berhasil ! Man Jadda wa Jada !
Hari
demi hari, mimpi menginjakkan kaki ke negara bersejarah itu semakin kuat, tak
jarang hingga menghadirkan rasa dan air mata. Hana remaja mulai sering membaca
blog-blog mahasiswa yang kuliah di Mesir atau sekedar ulasan traveler yang
melakukan wisata religi kesana. Bahkan saya menemukan website biro travel halal
secara tidak sengaja dan sampai sekarang selalu menjadi tempat rujukan, Cheria Holiday. Teman-teman Facebook pun
bertambah puluhan dari pemuda Indonesia yang menuntut ilmu di Timur Tengah. Dari
situ saya bukan hanya menemukan informasi tentang Negara Mesir, dua Negara yang
menjadi magnet penyubur iman yang mulai mengering karena angin milenial ini
adalah Jordan dan Palestina. Jordan dengan kemegahan sejarah perpaduan
era Perang Salib, Dinasti Ayyubiyah, Mamluk sampai Kesultanan Utsmaniyah telah
meninggalkan warisan dan corak budaya yang sungguh mengagumkan. Apalagi
Palestina, umat Islam mana yang tidak mengetahui negara yang tengah menjadi
perebutan wilayah sejak ratusan tahun lalu. Ketika melihat tempat-tempat
bersejarah destinasi Cheria Holiday saya hanya bisa nangis bombai dan
melangitkan sholawat berkali-kali. “Ya Robb izinkan saya berziaroh ke sanaaa.”
Sebuah sastra menyebutkan, من أحب أكثر من ذكره “Barangsiapa
yang mencintai, pasti akan banyak menyebut-nyebut/mengingat,” pun yang terjadi
pada diri saya, cinta mati dengan Negeri Para Rosul meskipun berkali-kali
melihat gambar, cerita, video, dan segala macam tentangnya, bertambah pula
kecintaan saya, bertambah pula keinginan saya untuk berkunjung ke sana.
Sebagaimana pula wejangan dari Bu Nyai Ida Fatimah Zainal salah satu Pengasuh
Pondok Pesantren Al-Munawwir Yogyakarta bahwa,
"santri atau thulab (penuntut ilmu) itu tidak cukup hanya belajar di satu tempat, di pondoook saja atau di sekolaaah saja, butuh pergi keluar memakai kendaraan lalu belajar dari orang lain, belajar dari tempat lain."
Selepas
sholat tahajjud saya pun membuka komputer pentium-4 di ruang keluarga,
fasilitas internet yang tersambung lewat kabel telpon kala itu sangat
memudahkan saya mencari informasi berbagai hal via dunia maya. Langsung pada
pencarian utama paket ziyaroh tiga negara Mesir, Jordan dan Palestina oleh Cheria
Holiday untuk tahun 2018. Saya tidak tahu kedepan akan seperti apa, maka
ikhtiyar paling rasional adalah menabung dengan harapan 2018 dapat bertandang
ke sana.
Pagi itu serasa melanglang buana di Tanah Penuh Energi. Mesir, Jordan dan Palestina suatu hentakan Alloh akan Kuasa NYA, kemegahan Ciptaan tertuang melalui wasilah makhluk-makhluk pilihan. Inilah Alloh 'Azza Wa Jalla dengan segala KeMAHAan NYA.
Pagi itu serasa melanglang buana di Tanah Penuh Energi. Mesir, Jordan dan Palestina suatu hentakan Alloh akan Kuasa NYA, kemegahan Ciptaan tertuang melalui wasilah makhluk-makhluk pilihan. Inilah Alloh 'Azza Wa Jalla dengan segala KeMAHAan NYA.
Sphinx taken from getyourguide.es |
Egyptian museum taken from ibgnews.com |
Masjid Al-Azhar taken from telenews.pk |
Khan Al-Khalili Market taken from tripadvisor.nl |
Nile Cruise taken from Roaming Around the World |
Gunung Sinai dan Biara ST Chaterine taken from Nile Cruise |
Laut Merah taken from tripadvisor.co.uk |
Baitul Maqdis taken from mediaadil.com |
Tempat Ashabul Kahfi taken from radiohatna.blogspot.com |
Istana di Petra taken from Marriot Traveler |
Tangga
Pertama Man Jadda wa Jada
Di
tengah kesibukan mempersiapkan ujian masuk universitas, saya masih aktif
berjualan online keripik singkong. Tak disangka salah seorang mahasiswa
Al-Azhar membeli produk saya. “Alhamdulillaah, alhamdulillaah, nggak papa deh
yang ke Mesir duluan keripik jualan dulu, besok suatu hari Insya Alloh saya!”
geram bercampur syukur jadi satu.
koleksi pribadi |
Tangga
Kedua Man Jadda wa Jada
Satu
tahun perjalanan menuju mimpi pergi ke negeri jejak para anbiya’ akhirnya saya
menemukan informasi beasiswa ke Universitas Al-Azhar dari UIN (Universitas
Islam negeri) Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Bismillah, saya masuk ke UIN Jogja
meskipun tak sedikit tanggapan miring. Pasalnya sebagian besar teman-teman
sekolah bahkan teman dekat saya masuk ke Perguruan Tinggi Negeri populer,
misalnya Novi di UNY, Rahma dan Denta di UGM, Retno di UNS dan Lilis di UNM.
Sedangkan saya satu-satunya yang mendaftar di UIN Jogja, bahkan ketika meminta
restu guru-guru, mereka baru mendengar UIN Jogja. Kesedihan masih berlanjut,
satu bulan perkuliahan saya baru mengetahui ternyata beasiswa Timur Tengah itu
khusus Jurusan Ushuluddin dan Sastra Arab sedangkan saya berada di jurusan
Manajemen Keuangan Syariah. Lemas seketika diri ini.
Taken from daulat.co |
Saya
menjadi tak bergairah, cita-cita yang dulu terasa kuat dan dekat sekarang seperti
semakin menjauh. Pagi itu dengan tampang kusam, semangat terasa padam, diri ini
memasuki kuliah Pemasaran Syariah yang diampu oleh Ibu Widyarini di ruang 406. Usai
menapaki empat lantai sampailah di ruang kelas. Ibu Wid (begitu biasanya kami
memanggil) mulai menerangkan materi terkait beberapa aspek penting dalam
pemasaran syari’ah. Berpagi-pagi letih menuju kelas dan kantuk yang tak
tertahankan membuat saya semakin bad mood. “Ya Alloh, kenapa jadi kayak gini
sih, semua makin berantakaaan,” lirih saya dalam hati.
Usai
menjelaskan, Ibu Wid memberi kami tugas untuk menganalisis usaha di Indonesia
yang berbasis syari’ah. Analisis tersebut mengambil teori dari buku karya
Beliau sendiri berjudul Pemasaran Syari’ah – Aplikasi Manajemen Pemasaran
dengan Pendekatan Syari’ah.
Langsung
terlintas dibenak saya, “Aha! Menganalisis Cheria Holiday aaaah!” Berikut
beberapa aspek penting dalam Pemasaran Syariah,
1. KEJUJURAN
Kunci pokok dari Pemasaran Syari’ah adalah kejujuran
dalam usaha untuk mendapatkan dan memelihara pelanggan (Widyarini, 2015: 7).
Jelas aspek ini tertuang dalam visi dan misi Cheria Holiday. taken from Bangfirman.com |
2. PENENTUAN HARGA
Dalam
bukunya Ibu Widyarini (2015: 18) menyampaikan bahwa penentuan harga jual produk
dalam konsep Islam, harga ditentutakan oleh mekanisme pasar, yaitu tergantung
pada kekuatan permintaan dan penawaran, serta berlangsung secara sukarela (‘an
tarodhiin). Dalam praktik fiqih muamalah, harga mengambil posisi tengah, tidak
berlebihan, tidak pula terlalu rendah. Setelah dilakukan analisis bahwa $1640 dolar yang setara dengan Rp 24.878.000,00 itu tentu sangat terjangkau apalagi digunakan untuk tour Tiga Negara yakni Mesir, Jordan dan Palestina. Kita lihat di pasaran, bahwa harga paket Umroh paling tidak sekali perjalanan adalah tiga puluh juta rupiah. Maka jelas Cheria Travel telah menentukan harga sesuai dengan syari'at Islam ditambah bukti dengan banyaknya masyarakat yang sudah melakukan wisata religi ke Timur Tengah ini. secara otomatis pelanggan telah ridlo dengan kesepakatan tersebut dan tidak merasa terbebani dengan nominal harga.
cheria-travel.com |
3. PRODUK (JASA)
Produk
atau jasa yang bisa dijual atau diperdagangkan, dalam pengertian syari’ah
adalah produk atau jasa yang halal (Widyarini, 2015: 49). Aspek ini sangat
senada dengan produk jasa yang ditawar Cheria Halal Holiday yakni berlibur
dengan konsep halal sekalipun destinasi luar negeri yang bukan merupakan negara
Islam.
taken from bangfirman.com |
4. KOMUNIKASI
PEMASARAN JASA
Salah
satu cara melakukan promosi penjualan adalah melalui pemasaran mulut ke mulut
(Word of Mouth). WOM akan dilakukan oleh pihak pembeli jasa, bukan oleh penjual
jasa. Supaya WOM positif dan membuat pembelinya menjadi loyal, perusahaan harus
mampu memberikan kepuasan terhadap pembeli. Testimoni pembeli merupakan iklan
yang sangat efektif bagi perusahaan (Widyarini, 2015: 101). Saat ini telah
banyak muncul testimoni Cheria Holiday mulai dari kalangan masyarakat, tokoh
Agama Islam hingga para artis. Selain itu, media penyampaian testimoni sangat mengikuti
trend sosial media yaitu instagram, youtube, facebook bahkan via website
terkemuka. Berikut contoh testimoni artis ternama Pevita Pearce dan Aa' Gym.
taken from fanpage Cheria Holiday |
taken from fanpage Cheria Holiday |
5. KUALITAS JASA
Menurut Fandi
dan Chandra (2005) dalam buku Pemasaran Syari’ah karya Ibu Widyarini (2015:
106), kualitas jasa adalah ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang mampu
diberikan sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Kualitas berkaitan erat dengan
kepuasan pelanggan, yang mampu memotivasi untuk terjadinya pembelian ulang. Contoh nyata salah satunya adalah artis muda papan atas Pevita Pearce yang DUA KALI mempercayakan perjalanan indahnya bersama Cheria Holiday Travel.
Intensive
course pun dimulai, program dilakukan full time dari pagi pukul 08.00 WIB
sampai 15.00 WIB dengan tiga tim pengajar langsung native speaker. Tiga bule
itu adalah Stephanie, Nick Norris dan Emmy. Dari ketiga pengajar itu saya
paling dekat dengan Stephanie, mahasiswa pascasarjana Florida University itu
selain humble dan lucu, Beliau memiliki kepekaan hati yang sungguh dalam. Stephanie
pernah menangis ketika ia mengajar kelas academic writing. Saat itu kami
mempresentasikan pengalaman-pengalaman kami mengabdi di masyarakat, Beliau
terenyuh betapa pemuda Indoensia memiliki perhatian yang luar biasa kepada
negaranya, tidak seperti pemuda Amerika yang individualis. Tangisan selanjutnya
adalah ketika suatu pagi, saya dan teman-teman sekelas memberikan kejutan di
hari ulang tahun wanita berpawakan besar itu. Hiasan balon ala kadarnya, kue
tart serta dua botol Cocca Cola telah sedikit mengobati rindunya akan kampung
halaman.
SATU - TURKI
taken from fanpage Cheria Holiday |
DUA-UMROH
|
Hari
itu untuk pertama kalinya semangat saya lahir kembali. Bagai mawar
lelayu yang tiba-tiba mekar tegas selepas disirami. Pertemuan selanjutnya di
mata kuliah Pemasaran Syari’ah ternyata Bu Wid memberikan penghargaan kepada
mahasiswa dengan nilai tugas analisis terbaik. “Mahasiswa terbaik mata kuliah
saya adalah Fatkhul Sani Rohana!”
Seketika
tubuh ini kaku, berkedip pun tak mampu, saya benar-benar tidak percaya bisa
mengalahkan puluhan teman bahkan beberapa mahasiswa tingkat atas yang sedang
mengulang mata kuliah Pemasaran Syari’ah. Ditambah lagi kuliah saja saya tidak
bergairah, tetapi Qodarulloh saya mendapat JUARA SATU!
“Ini
hadiah kecil dari saya, semoga bermanfaat ya, saya beli di Mekkah ketika umroh
kemarin,” terang dosen yang memiliki perawakan tinggi itu. Bahagia tak
terhingga serta haru pilu menghiasi kalbu, tak disangka ulasan saya mengenai
Cheria Holiday menjadi wasilah penyemangat baru. Energi positif saya terasa
lahir kembali. Penghargaan ini merupakan hutang saya agar kuliah lebih
semangat.
Tangga
Ketiga Man Jadda wa Jada
Semester
ke empat pun saya membuktikan semangat perbaikan dengan mendapatkan Beasiswa
Djarum. Ingat sekali ketika tahap wawancara saya ditanya oleh salah satu
interviewer, seorang laki-laki berpakaian rapi mengenakan kemeja biru muda dan
terlihat sangat berwibawa,
“kalau
Mbak Hana mendapat Beasiswa Djarum, uangnya digunakan untuk apa?”
“Karena
sudah tiga tahun saya memiliki mimpi besar pergi ke Timur Tengah, maka jika
saya mendapat beasiswa, sebagian besar dana beasiswa tersebut saya tabung dan
diinvestasikan untuk mendaftar ziyaroh ke Mesir, Jordan dan Palestina dengan jasa
halal travel dari Cheria Holiday,” papar saya dengan penuh keyakinan.
“Kenapa
kok ke negara bernuansa Islam? Kan banyak negara di dunia ini?”
“Karena
menurut saya tiga negara tersebut telah memompa semangat hidup saya dalam
beragama maupun bersosial. Dengan belajar sejarah di Negara Para Nabi tersebut
saya dapat meneladani perjuangan serta kegigihan mereka dan harapannya sepulang
dari sana saya bisa mengimplementasikan kebaikan-kebaikan yang telah saya dapat
di kehidupan di Indonesia.”
***
Selain
mendapat beasiswa dari perusahaan nasional tersebut, hutang penghargaan kembali
saya bayar dengan empat tahun berhasil menuntaskan kuliah tepat waktu, Bulan
Februari 2018 lalu saya diwisuda dan mendapat penghargaan dari Rektor UIN Jogja
sebagai wisudawati dengan pujian terbaik. Padahal dulu ketika mendaftar
beasiswa, nilai mata kuliah akuntansi saya adalah D. Sekali lagi, man Jadda wa jada !
dokumentasi pribadi |
Tangga
Keempat Man Jadda wa Jada
Tiga
bulan kelulusan saya mendapat informasi dari kakak tingkat bahwa UIN Jogja
membuka beasiswa pengembangan bahasa asing yakni bahasa inggris khusus alumni.
Selepas tahap administrasi saya dipanggil untuk wawancara langsung dengan
Rektor UIN Jogja, Prof. Yudian. Sosoknya yang tegas dan cerdas membuat saya
agak psimis. Alumni Pondok Pesantren Tremas Pacitan dan Oxford ini kemudian
menanyakan alasan saya mengikuti seleksi beasiswa bahasa. Sama seperti alasan
saya sebelumnya, sampai kapanpun pergi ke Timur Tengah adalah cita-cita sampai
mati! Dan tanpa diduga Beliau mengetes bahasa arab saya.
“Coba
bahasa arabnya menantu apa?”
Saya
pun terkaget-kaget dan mulai mengatur nafas, “Maaf Pak, lupa hehe. But I always
believe that I can go to Mesir although I can’t speak Arabic fluently. Alloh
has many ways to bring me there. However the way, I hope this Enghlish Course
could help me to reach my goal,” dengan percaya diri saya pun menunjukkan kemampuan Bahasa Inggris saya.
Awal
Bulan Syawwal lalu, dosen saya bernama Pak Yusuf mengirimkan pesan kepada saya
melalui WA, selamat Fatkhul Sani Rohana atas lolosnya seleksi beasiswa bahasa.
Alamaakkkk, mimpi apa sayaa. “Semoga ini menjadi pijakan tangga selanjutnya
menuju harapan itu Ya Robb,” batin saya.
dokumentasi pribadi |
Saya
pun membuka sharing session dengan Stephanie. Saya ceritakan kebaikan apa saja
yang telah Beliau transferkan, selain ilmu, toleransi yang tinggi adalah
pemberian paling berharga. Walaupun pengajar satu ini beragama Kristen, setiap
hari senantiasa memakai jilbab untuk menghormati kami sebagai warga Universitas
Islam. Ia pun menyampaikan dengan penuh derai air mata dan cinta bahwa
Stephanie berjanji akan menceritakan kepada seluruh teman, keluarga, siapapun
yang ia kenal bahwa Islam itu ternyata indah, muslim ternyata memiliki sifat
sangat baik. Tidak hanya itu, saya juga menyampaikan isi hati mengenai
ketakutan saya terhadap orang Barat. Menurut saya mereka senantiasa men-judge muslim itu teroris, kudet dan lain
sebagainya. Sontak Stephanie menyeka air mata saya dan berkata sembari menangis
sesenggukan, “No no no, they are wrong! I’m sorry. I’m so so sorry. Muslim is
very kind.” Kami pun berpelukan erat ditemani deraian air mata.
dokumentasi pribadi |
Entahlah,
semenjak peristiwa penyejuk hati itu, aku mantab ingin ke Jordan, mengunjungi
gereja peninggalan umat non muslim terdahulu. Mengetahui lebih dalam sisi lain dari
Stephanie-Stephanie yang lain. Pilihan paling tepat dan mantab adalah CheriaHoliday paket Ziyaroh Rosul. Dengan harga terjangkau, uang yang kutabung sejak
lulus SMA dulu ditambah beasiswa saat kuliah, Alhamdulillah mencukupi. Tak lupa
ridlo orang tua dan Bu Nyai Ida selaku pengasuh pesantren di mana saat ini saya
menuntut ilmu, Insya Alloh nanti pada tanggal 17 November hingga 27 November
2018 saya bisa melakukan kunjungan ke tiga negara impian, Mesir, Jordan dan
Palestina. Terima kasih kepada video penggugah iman dan semangat, saya MANTAB pergi ke sana.
Biarkan
mimpimu bertahun-tahun lusuh tergambar dalam life mapping, berikan ballpoint
nya pada Alloh Ta’ala, Ia sang Kholiq memiliki banyak cara untuk mencoret mimpi
itu menjadi NYATA. Sampai jumpa di cerita menggapai tangga-tangga mimpi bersama
Cheria Holiday selanjutnya. Man jadda wa jada !!!!!!