Kedua
bola mataku tertutup, hening, syahdu, gelap. Hati dan pikiranku terus berjalan
menusuri sebuah bayangan. Instrument klasik membawaku masuk lebih dalam
mengejar bayangan di ruang hampa. Rasa itu semakin menusuk, semakin kuat,
semakin tak tertorehkan. Di sebuah sudut ruang hampa kurasakan sebongkah cahaya
menyorot gemilauan. Hanya aku yang dapat merasa, ya, hanya hatiku yang dapat
menangkap rasa ini, rasa yang begitu dalam dan tak akan padam. Perlahan aku
mendekatinya, merasakan hangatnya, merasakannya damainya, merasakan
ketenangannya.
Lantas
kubuka kedua mata, dihadapanku terlihat sebuah berlian gagah berkilau, cahayanya
tenang, mengeluarkan semburat kasih yang semerbak merekah indah. Kuraih berlian
itu, kumasukkan dalam dalam relung hatiku. Inilah berlian hidupku. Berlian yang
hanya menjadi milikku.
Yogyakarta, 25th December 2013,6.21 pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar