Siang itu usai melepas penat, aku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Asrama terasa sepi, serasa hanya ada aku dan angin. Sesampainya di kamar, aku terkejut, ada sesuatu aneh di atas laptop yang kutinggal terbuka. Seketika senyum terukir lebar dari bibirku. Sebuah tempat makan berwarna oranye dengan pita hijau dan sepucuk surat cinta. Ini pasti dari-NYA. Melalui tangan seorang sholihah (dia biasa kupanggil Mbak Icha), Allah memberiku ni'mat indah. Inilah kado indah dari-NYA. Alhamdulillaah...
“Menulis adalah nikmat termahal yang diberikan oleh Allah, ia juga sebagai perantara untuk memahami sesuatu. Tanpanya, agama tidak akan berdiri, kehidupan menjadi tidak terarah...” Qatâdah, Tafsîr al-Qurthûbî
Senin, 07 Oktober 2013
Dark
Ibu, aku rindu...
Sekarang juga aku ingin
melihat wajahmu...
Ibu, aku menangis...
Sekarang juga aku ingin
pertama kalinya kau dengar dan hapus kesah dan air mataku...
Sekarang ibu! Sekarang!!
Anakmu ini sungguh tak
berguna, ibu...
Ibu, kudengar di tanah
para nabi yang sekarang kau pijaki adalah tanah suci penuh barokah dari
Tuhan...
Tolong tanyakan pada
Tuhan seberapa besarkah dosaku terkumpul sekarang?
Masih pantaskah aku
mendapat ampunan-NYA?
Masihkah pantaskah aku mendapat jannah-NYA?
Masihkah pantaskah aku mendapat jannah-NYA?
Ibu, aku takut... Aku
lelah...
Jawab ibu! Tidakkah
engkau mendengar tangisku semakin isak?
Ya Robb, jika malam ini
Engkau ijinkan kau terlelap, pertemukan aku dengan ibu meski dalam bunga
mimpi...
With tears,
Sunday, 6 Oct 2013, 11.55 pm
Langganan:
Postingan (Atom)