“Menulis adalah nikmat termahal yang diberikan oleh Allah, ia juga sebagai perantara untuk memahami sesuatu. Tanpanya, agama tidak akan berdiri, kehidupan menjadi tidak terarah...” Qatâdah, Tafsîr al-Qurthûbî

Senin, 18 Juli 2011

PERTAMA! Hafalkan Al-Qur'an

Abu Umar bin Abdil Barr berkata:
“Menuntut ilmu itu ada tahapan-tahapannya. Ada marhalah-marhalah dan tingkatan-tingkatannya. Tidak sepantasnya bagi penuntut ilmu untuk melanggar/melampaui urutan-urutan tersebut. Barangsiapa secara sekaligus melanggarnya, berarti telah melanggar jalan yang telah ditempuh oleh as-salafus shalih rahimahumullah. Dan barangsiapa melanggar jalan yang mereka tempuh secara sengaja, maka dia telah salah jalan, dan siapa saja yang melanggarnya karena sebab ijtihad maka dia telah tergelincir.

Ilmu yang pertama kali dipelajari adalah menghafal Kitabullah k serta berusaha memahaminya. Segala hal yang dapat membantu dalam memahaminya juga merupakan suatu kewajiban untuk dipelajari bersamaan dengannya. Saya tidak mengatakan bahwa wajib untuk menghafal keseluruhannya. Namun saya katakan bahwasanya hal itu adalah kewajiban yang mesti bagi orang yang ingin untuk menjadi seorang yang alim, dan bukan termasuk dari bab kewajiban yang diharuskan.”

Al-Khathib Al-Baghdadi berkata:
“Semestinya seorang penuntut ilmu memulai dengan menghafal Kitabullah k, di mana itu merupakan ilmu yang paling mulia dan yang paling utama untuk didahulukan dan dikedepankan.”

Al-Hafizh An-Nawawi berkata:
“Yang pertama kali dimulai adalah menghafal Al-Qur’an yang mulia, di mana itu adalah ilmu yang terpenting di antara ilmu-ilmu yang ada. Adalah para salaf dahulu tidak mengajarkan ilmu-ilmu hadits dan fiqih kecuali kepada orang yang telah menghafal Al-Qur’an. Apabila telah menghafalnya, hendaklah waspada dari menyibukkan diri dengan ilmu hadits dan fiqih serta selain keduanya dengan kesibukan yang dapat menyebabkan lupa terhadap sesuatu dari Al-Qur’an tersebut, atau waspadalah dari hal-hal yang dapat menyeret pada kelalaian terhadapnya (Al-Qur’an).”

(An-Nubadz fi Adabi Thalabil ‘Ilmi hal. 60-61)

sumber: http://www.asysyariah.com/syariah/permata-salaf/462-hafalkan-al-quran-terlebih-dahulu-permata-salaf-edisi-50.html

Kini Ku Menjauh

Artikel COPAS... 

Semua bermula,
Ketika komentar pertamaku melayang di journalmu.
Komentar yang biasa kulakukan setiap kali berkunjung pada teman lainnya.
Its normal buddy..,

Kau berbicara dengan bahasamu.
Aku suka dengan caramu.

Aku lupa..,
Siapa yang lebih dulu, meng-invite as friend..

Entahlah,
Tak terlalu penting bagiku..

--------------------

Suatu hari kau menyapaku melalui meebo, Chatbar Multiply.
Just say hello..
Basa-basi, biasa.
Obrolan singkat tak bermakna.
Yang berujung berbagi ID-YM.

Sejak itu, obrolan berlanjut via YM.

Berkenalan,
Aktifitas apa?
Kuliah di mana?
Jurusan apa?
Semester berapa?
Dan lain-lain...

Hari berganti minggu,
Minggu berganti bulan,

Beberapa bulan interaksi secara maya,
Dunia nyata mempertemukan.
Betapa rasa menyatukan.

---------------------

Pikirku,
Sudah terlewat batas,
Komunikasi melampaui tak berpola,
Hal-hal yang seharusnya tak dibicarakan,
Selalu menjadi bahan yang asik tuk diperbincangkan..

Tak kenal waktu,
berjam-jam menatap monitor,
tidak pagi,
tidak siang,
tidak malam,
Dini hari hingga subuh sekalipun..

Rasa yang seharusnya tak hadir,
Kini mulai merasuk,
Perlahan..
Pasti.
Melalui sela-sela..

Entah apa namanya..

------------------

Ma'afkan, kini aku menjauh..

Bukan maksud memutus ukhuwah,
Ku hanya butuh waktu,
Yang entah sampai kapan,
Sekedar membuang,
Penyakit..

Penyakit hati.

Kau ku-remove,
Kau ku-blokir,
Tak lagi ada komunikasi,
Tak ada lagi relationship,
Multiply,
Facebook,
Yahoo Messenger,
Semua akunmu ku-blokir..

Semua celah harus kututup,
Sms darimu enggan ku-reply..

Ma'afkan aku,
Kini aku menjauh,.

------------------

Dulu, setiap kau berkomentar di journal,
Hati selalu berdesir,

Dulu, setiap namamu muncul di pojok kanan bawah "She is now Online"
Hati selalu berdesir,

Dulu, setiap kau update status,
Hati selalu berdesir,

Dulu, setiap berjumpa di thread orang,
Hati selalu berdesir..

------------------

Aku tak paham dengan semua ini..
Salahkah kumenanti?
Haruskah kumenyendiri?
Lagi?

Sungguh,
aku tak paham..

------------------

Aku..,
Kuputuskan untuk menyendiri,
Menyendiri dalam diam,
Diam dalam tangis,
Tangis dalam ketakutan,
Ketakutan akan keberadaanNya.
Sang Maha Mengetahui..
As Sami'..
Al Bashir..

HambaMu lemah,
HambaMu fakir,
Beri aku kesempatan,
Beri aku ampunan..

------------------

Teruntuk kau yang di sana, 

Ma'afkan aku..
Kini aku menjauh..

------------------

Aku tahu,
Kau tak lagi mungkin membaca catatanku ini,
Posting ini ku-set for contacts,

Dan memang bukan itu yang kuharapkan..

Ku hanya ingin mengingatkan pada yang lain,
Agar tak terulang hal serupa,
Just It..

------------------

Kini aku menjauh...

------------------

Sabtu, 09 Juli 2011

Allah, Berikan Kami Pertemuan yang Indah

Allah, berikan kami pertemuan yang indah...
do'a ini ku ukir untuk saudara-saudaraku di jalan Allah
saudaraku nan jauh di sana
saudaraku yang tak kenal letih memperjuangkan agamaMu
saudaraku yang ingin menjadi penjaga ayat-ayatMu
saudaraku yang belum pernah ku peluk tubuhnya
saudaraku yang mengharap pertemuan ini

ketika ku ingat parasnya lewat bayangan semu
setiap kubaca segumpal penyemangat yang mereka berikan
saat menyendiri mengingat ayat-ayatMu
di waktu-waktu do'aku
ditemani jatuhnya butiran air mata aku selalu berharap,
Allah, berikan kami pertemuan yang indah
agar kami dapat merasakan hangatnya pelukan ukhuwah
agar kami dapat saling bercerita indahnya perjuangan
agar kami lebih semangat berikhtiyar menggapai cita-cita tertinggi di bawah ridhoMu

Allah, jadikan kami segolongan hamba yang senantiasa dalam syari'atMu

sungguh aku mencintai mu saudara-saudaraku >,<