“Menulis adalah nikmat termahal yang diberikan oleh Allah, ia juga sebagai perantara untuk memahami sesuatu. Tanpanya, agama tidak akan berdiri, kehidupan menjadi tidak terarah...” Qatâdah, Tafsîr al-Qurthûbî

Sabtu, 25 Juli 2015

Allaah Mengapa?

Allaah, mengapa begitu cepat bulan mulia ini berlalu?
Sedang aku masih di sini tanpa mimpi bersama Rosul-Mu
Allaah, mengapa begitu cepat bulan mulia ini berlalu?
Padahal baru kemarin jantungku berdetak kencang menyambut 1 Romadhon dalam rumah-Mu 
Allaah, mengapa begitu cepat bulan mulia ini berlalu?
Ingin rasanya hari-hariku bersama Romadhon tanpa harus terselang bulan-bulan tak tentu
Allaah, mengapa begitu cepat bulan mulia ini berlalu?
Rasanya hati ini sunguh tak rela akan meninggalkan bulan Al-Qur'an ini
Allaah, mengapa begitu cepat bulan mulia ini berlalu?
Aku masih ingin bersimpuh pilu dalam malam-malam terindah itu, memohon segala khilaf, meminta selamat untuk keluargaku sekarang dan keluarga kecilku kelak
Ya Allaah, jika Engkau masih memberi keempatanku bertemu 10 hari terakhir Romadhon ini, kumohon barokahi aku dengan malam terindah-Mu, malam lailatul qodr



with tears,

penantian kereta, stasiun Lempuyangan, 15.35 WIB


Syi'ir Romadhon :
https://soundcloud.com/fatkhul-tsani-rohana/syiir-romadhon

Tears


Tiada ni'mat terbesar selain menitikan air mata menangisi Romadhon yang tinggal sepenggal


at stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, 21 Romadhon 1436 H