12 Romadhon 1434 H
Siapa sangka sesosok sahabat yang di depan orang ia begitu ceria, begitu murah senyum, energik, ternyata ia juga begitu pintar memendam segala masalah dan cobaan. Bahkan mungkin orang-orang terdekatnya pun tak tahu seberapa sakit yang ia tahan sendiri, ya sendiri tanpa tempat pengaduan kecuali Tuhan.
Usai paksaan yang menghujam, akhirnya saya mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Ya Allah, andai hamba memiliki kekuatan untuk menolongnya :'(
Ini pelajaran untuk semua. Semua yang merasa hidupnya karena Tuhan. Semua yang mengaku islam sebagai pedoman. Ini adalah sebuah pelajaran di mana syukur wajib tergenggam oleh setiap kepalan tangan kehidupan.
Mulai sekarang saya ikrarkan dengan tegas! Dengan tegas!! Anda yang sedang melakukan aktifitas kerja, kuliah, sekolah, atau sekedar istirahat di rumah, lakukan semuanya dengan syukur. Bagaimana? cukup sederhana, lakukan semua itu dengan positive thingking, jangan merasa terbebani dan yang paling utama, jangan sekali-kali anda meninggalkan kewajiban anda (masuk kerja, kuliah, dst) tanpa udzur yang kuat! Karena apa? Jika anda mau membuka mata dan HATI, sungguh di sekeliling kita banyak mereka yang tidak bisa menikmati pekerjaannya senikmat yang kita dapatkan. Banyak mereka yang kuliah namun tidak bisa menikmati kuliahnya karena harus berfikir keras dengan apalagi ia akan membayar spp semester ini, bukan hanya spp, bahkan untuk makan saja mereka tak sanggup memenuhi.
Cukup mudah jika anda ingin saya benci. Benci sebenci bencinya!!! Yang ingin tahu, silahkan baca setiap kalimat saya baik-baik!
1. Kuliah dan bekerjalah semau anda. Berfikirlah bahwa semua mudah dibeli. Anda tidak usah berfikir bagaimana orang tua mencari nafkah untuk sekolah atau kuliah anda. Dengan demikian anda tidak akan mendapatkan kekhusyu'an pada setiap hal yang anda kerjakan.
2. Makanlah sekenyang-kenyangnya. Sisakan bulir-bulir nasi berantakan di piring makanan anda. Tak lupa usai makan katakan "udah ah, gue udah kenyang", sembari melempar piring beserta sisa-sisa makanan.
3. Biarkan kepingan uang anda menggunung di tabungan. Jangan berikan uang tersebut kepada orang-orang yang ditaqdirkan Allah ekonominya jauh di bawah kita. Berfikirlah itu hanya akan mengurangi nominal tabungan anda.
Sekali lagi, saya paling tidak suka dengan orang yang hidupnya semaunya sendiri, tidak ada sebaris syukur tergores di hati. Bahkan saya juga benci terhadap diri saya sendiri jika sampai hal itu terjadi.