“Menulis adalah nikmat termahal yang diberikan oleh Allah, ia juga sebagai perantara untuk memahami sesuatu. Tanpanya, agama tidak akan berdiri, kehidupan menjadi tidak terarah...” Qatâdah, Tafsîr al-Qurthûbî
Minggu, 09 Juni 2013
Semburat Kata
Permadani nampak begitu hijau dalam pandangan
Ku angkat kepala ada lautan awan terlukis putih keabu-abuan
Tuhan, pantaskah hambaMu yang hina ini menikmati indahnya bumi peraduan?
Sedang di sana, di bumi jihad, banyak mereka yang ahli Qur'an tak sempat memikirkan indahnya kehidpuan
Ketika kualihkan pandangan pada segerombol batu hitam tercecer di antara rel kereta,
aku mulai berbisik, Tuhan apakah apakah akhir hayatku akan sehitam dan seburuk batuan itu?
Apakah akhir hidupku akan terpanggang oleh panasnya api murkamu?
Jangan biarkan Tuhan, sungguh aku tak sanggup
Berkumpul bersama mujahid mujahidahMu yang kuharapkan
Tuhan ijinkan hamba yang berlumur dosa, merasakan nikmatnya surga
Senikmat yang dirasakan sekumpulan kambing putih disaat melahap rerumputan di bawah rimbun pohon samping stasiun kereta
Perjalanan Yogyakarta-Magetan
24 Mei 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar