Memantabkan hati, membulatkan tekad, dan dengan sendirinya raga pun merespon apa keinginan saya. Hingga seluruh saraf berteriak "selamat datang resolusi 2012!!". Segenggam asa yang telah tergantung di langit biru siap tercapai ketika matahari mengepakkan sinarnya, yakni dalam waktu yang telah dijanjikan, tahun 2012. Sekali lagi dengan lantang saya katakan "inilah Resolusi Juara tahun 2012".
Jari-jemariku terlalu bersemangat menekan tombol-tombol keyboard, menyulam kata demi kata sampai tercipta sebuah karya, sungguh saya tak percaya, tulisan saya akan siap dikirim ke penerbit. Dan inilah resolusiku ditahun 2012, menerbitkan sebuah buku yang nantinya dapat bermanfaat bagi orang banyak, di samping itu tentu menjadi sumber penghasilan karena tak selamanya saya akan terus hidup bergantung orang tua. Dari sinilah resolusi kedua muncul, sebelum usia 19 tahun saya harus bisa membiayai kebutuhan pribadi dengan hasil usaha sendiri. Ini menyenangkan sekali.
Saya yang masih duduk di bangku SMA sudah tentu memiliki bekal yang kurang tentang dunia kepenulisan. Maklum saja, SMA bagi saya hanya mengarahkan siswa-siswanya menuju perguruan tinggi, bukan mendalami apa yang menjadi keahlian atau potensi siswanya seperti menulis, menggambar, menyanyi dan lain sebagainya. Maka tak tanggung-tanggung saya memilih sekolah yang lebih mendukung impian saya, memberi informasi lebih luas, berbagi dan berkumpul bersama orang-orang di seluruh dunia sepemikiran, dialah internet, sekolah kehidupan yang tak kenal lelah menjawab segala ketidaktahuan saya. Selain itu, internet juga membantu saya mengetahui seberapa jauh kemampuan saya dalam menulis lewat komentar-komentar pembaca. Bertahap namun pasti, saya mulai lihai merangkai kata menjadi kalimat, menyatukan kalimat menjadi paragraf indah dan lahirlah karya.
Sudah 3 tahun ini ibu saya berlangganan internet dengan Telkom speedy, saya semakin nyaman, tak perlu repot berjam-jam di warnet dengan biaya yang relatif mahal. Ini membuktikan Telkom speedy memberikan pelayanan yang extra terhadap pelanggannya. Bahkan suatu hari ketika saya sedang mengirim file penting lewat email, tiba-tiba internet di rumah mengalami kerusakan, entah bagian mana yang error, namun setelah saya hubungi tak sampai setengah jam pegawai Telkom yang bersangkutan tiba dan segera memperbaiki kerusakan. Hah, untunglah.
Kembali ke resolusi juara 2012, awalnya tak terbesit keinginan menerbitkan tulisan yang selama ini tergeletak di laptop, namun lagi-lagi internet mensupport saya. Saya search di internet tentang proses penerbitan buku dan segala tetek bengeknya, dan hati ini pun semakin mantab untuk menciptakan sebuah buku di tahun 2012. Dengan bantuan internet pula, saya belajar mengedit, mengatur kata, hingga menata hati bagaimana menulis yang benar, karena sesuatu yang disampaikan dari hati maka ia akan sampai ke hati pula. Segudang ilmu yang mungkin tak kudapat di sekolah umum, dan segalanya dapat kutangkap dari sekolah kehidupan, internet.
Efek jangka panjang juga sudah saya pikirkan, bagaimana jika tulisan saya tidak diterima penerbit, bagaimana jika tulisan saya diterima oleh penerbit namun buku saya tidak dikenal masyarakat, dan berbagai pertanyaan bagaimana lainnya. Tanpa hitungan waktu, hati kecil saya telah menjawabnya, "tenang, Tuhan akan membantumu dengan perantara internet, jika naskahmu tak diterima penerbit engkau dapat belajar lewat penulis-penulis terkenal dengan internet, jika bukumu tak dikenal masyarakat engkau dapat mengenalkannya bahkan kepenjuru dunia lewat internet, dan optimislah, tunjukkan pada semua makhluk bumi bahwa engkau adalah manusia hebat". Seketika semangat kembali teguh mengalahkan gunung yang tinggi.
Beruntunglah engkau yang membaca tulisan ini, saya hanya ingin berbagi dan memotivasi. Dan secuil pesan saya, jangan berhenti menggali potensi, jangan malu dalam berkarya, jangan putus asa menggapai mimpi, sebab apapun yang engkau citakan kan tercapai sesuai usaha tanganmu... Lets fighting for Resolution 2012!!