Disusun oleh : Fatkhul Sani Rohana
Berpikir positif adalah suatu sikap
atau perilaku yang melahirkan cara pandang manusia untuk senantiasa positif
dalam menghadapi kondisi kehidupan. Berpikir positif di sini merupakan salah
satu dasar atau tahap awal dalam mencapai keberhasilan. Dan yang terpenting
setelah kita memiliki pikiran yang positif adalah melakukan usaha-usaha. Sebuah
usaha akan terhenti sia-sia jika pada awalnya tidak memiliki pikiran yang
positif. Maka betapa pentingnya berpikir positif dalam tahap mencapai keberhasilan.
Manfaat berpikir positif antara lain
mengatasi stres, menjaga kesehatan, karena dengan berpikir positif tubuh kita
akan lebih banyak menerima sinyal positif yang akhirnya otot tidak mengalami
ketegangan, tidak timbul kecemasan bahkan keletihan, sehingga tidur menjadi
nyenyak dan tidak mudah mengalami depresi. Manfaat berpikir positif lainnya
adalah memberi rasa nyaman pada orang lain, membentuk karakter percaya diri dan
hidup lebih bahagia sebab yang ada dalam hidup hanya ceria, sehat, dan sukses.
Untuk memperkuat pernyataan besarnya
peran berpikir positif bagi kehidupan manusia, berikut akan saya tunjukkan
hasil pengamatan saya tentang air dan energi positif yang mampu diterimanya. Pada
konsep terbentuknya manusia, telur yang dibuahi 96%-nya adalah air. Setelah
lahir, 80% tubuh seorang bayi adalah air. Semakin tubuh manusia berkembang,
presentase air berkurang dan menetap sampai batas 70% ketika manusia mencapai
usia dewasa. Dengan kata lain, selama ini kita hidup sebagai air. Jadi,
sebenarnya manusia adalah air. Kemudian dalam bukunya berjudul The True Power
of Water, Masaru Emoto mengatakan bahwa kualitas air bergantung pada informasi
yang diterimanya, konsekuensi logisnya adalah manusia – sebagai makhluk yang
sebagian besarnya terbentuk dari air – sudah seharusnya diberikan informasi
yang baik. Jika kita melakukan hal ini, pikiran dan tubuh kita akan menjadi
sehat. Di pihak lain, jika kita menerima informasi yang buruk, kita akan
merasakan sakit.[1]
Dari pernyataan tersebut kemudian saya melakukan penelitian terhadap nasi yang
sama-sama memiliki kandungan air di dalamnya sebagaimana juga manusia.
Pada tanggal 15
Oktober 2013 saya meletakkan 4 sendok nasi dengan kondisi yang sama di dalam
dua toples berbeda. Toples dengan tutup berwarna biru saya beri tulisan
berbahasa arab “jamilah” yang memiliki arti positif yakni cantik, indah,
menyenangkan. Sedangkan tutup berwarna merah muda saya beri tulisan “majnun”
yang memiliki arti negatif yaitu gila, bodoh, sakit pikiran, dungu.
Sekitar dua
minggu kemudian, tepatnya pada tanggal 27 Oktober 2013 saya membuka kedua tutup
toples yang sama-sama terisi nasi tersebut. Sebuah hasil menunjukkan bahwa
toples yang diberi tulisan jamilah memiliki jamur yang indah dengan
warna dasar adalah putih. Sedangkan toples dengan tulisan majnun di
dalamnya, memberikan pemandangan buruk di mana seluruh lapisan nasi ditumbuhi
jamur berwarna hitam pekat.
Dari korelasi antara beberapa teori
dengan hasil percobaan saya tentang pentingnya berpikir positif, dapat
disimpulkan bahwa sebagaimana nasi yang terdiri dari 50% lebih kadar air, tubuh
manusia juga memerlukan energi baik berupa pikiran yang positif untuk membantu memberi
semangat dan asupan tenaga dalam proses mencapai keberhasilan di kehidupan nyata
sehari-hari. Merujuk pada perkataan seorang penyair bernama Ralph Waldo Emerson
bahwa tanpa semangat tak ada pekerjaan besar yang dapat diciptakan. Dari
kata-kata mutiara tersebut dapat kita pastikan betapa tidak produktifnya
seseorang ketika energi positif sebagai
embrio semangat tidak ada dalam dirinya.
Daftar
Pustaka
Emoto, Masaru.
2006. The True Power of Water. Bandung:
MQ Publishing.
Wibisono,
Koento. 1990. Renungan Pribadi dalam Rangkuman 5000 Mutiara Hikmah. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Gunawan, Adi W.
2009. Quantum Life Transformation. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar