“Menulis adalah nikmat termahal yang diberikan oleh Allah, ia juga sebagai perantara untuk memahami sesuatu. Tanpanya, agama tidak akan berdiri, kehidupan menjadi tidak terarah...” Qatâdah, Tafsîr al-Qurthûbî

Senin, 23 Februari 2015

Kaca yang Berdebu

 
Tutuplah kedua mata perlahan, lantas dalam perenungan hadirkan sesosok wanita yang paling engkau sayangi, apakah dia adalah ibumu? atau kakak perempuanmu? atau adik perempuanmu? atau istrimu? atau mungkin teman seperjuanganmu? Terserah, saat ini dan selamanya mereka yang engkau pilih adalah sesosok Kaca Berdebu.

Ia ibarat kaca yang berdebu
Jangan terlalu keras membersihkannya
Nanti ia mudah retak dan pecah


Ia ibarat kaca yang berdebu
Jangan terlalu lembut membersihkannya
Nanti ia mudah keruh dan ternoda


Ia bagai permata keindahan
Sentuhlah hatinya dengan kelembutan
Ia sehalus sutera di awan
Jagalah hatinya dengan kesabaran

 

Lemah-lembutlah kepadanya
Namun jangan terlalu memanjakannya
Tegurlah bila ia tersalah
Namun janganlah lukai hatinya

 

Bersabarlah bila menghadapinya
Terimalah ia dengan keikhlasan
Karena ia kaca yang berdebu
Semoga kau temukan dirinya
Bercahayakan iman 

Sudahkah kau membersihkannya tidak terlalu keras? Sebab tlah kuingatkan bahwa Ia mudah retak dan pecah.

Sudahkah kau sentuh hatinya penuh kelembutan? Penuh tanpa ada ruang tersisa. Penuh tanpa ada emosi menghalangi. Sebab tlah kuingatkan bahwa Ia sehalus sutera di awan, maka jagalah hatinya penuh kesabaran. Penuh kesabaran.

Sudahkah kau berlaku lemah lembut pada Sang Kaca? Bila Ia bersalah kau boleh tegur Ia, tapi jangan sampai kau lukai hatinya.

Mengapa kuingatkan kau untuk bersabar, untuk lemah lembut? Karena Ia adalah Kaca yang Berdebu. Jika mungkin ada luka yang tergores di hatimu, maka itu adalah akibat goresan kepingan Kaca milikmu yang telah retak bahkan pecah. Inilah pertanda bahwa Kaca milikmu telah retak dan pecah. Retak karena kau mungkin terlalu kasar membersihkannya, pecah karena kau mungkin tak menyadari bahwa Kaca itu telah jatuh dan tak ada yang menyelamatkannya.

2 komentar:

  1. mbk.... assallammuallaikum.... emm, menurutku perempuan bkn ibarat kaca yg berdebu.. tp , tulang rusuk yg bengkok.. tergantung perempuan nya mau pilih kaca atau apa... yang jelas, perempuan itu adalah ujian...... hehe hehe

    BalasHapus
  2. wa'alaikumussalaam.. ya, harta tahta wanita adalah ujian :) Perempuan dari segi hati, dia bisa menjadi kaca yang berdebu, dari segi posisi, dia bisa menjadi tulang rusuk yang bengkok, dari segi kehormatan, dia bisa menjadi mawar indah yang berduri di tepi jurang ^^

    BalasHapus