“Menulis adalah nikmat termahal yang diberikan oleh Allah, ia juga sebagai perantara untuk memahami sesuatu. Tanpanya, agama tidak akan berdiri, kehidupan menjadi tidak terarah...” Qatâdah, Tafsîr al-Qurthûbî

Kamis, 06 Agustus 2015

Ibu



Suatu malam seorang ayah bercerita pada kedua putrinya. Yang satu telah dewasa dan putri satunya menginjak remaja. Mereka berdua menyimak begitu tegangnya, terkadang mata berkaca menghiasi salah satu dari mereka. 

Ayah tersebut bercerita mengenai kisah Sang Istri yang begitu lamanya memikul masalah besar dan bertubi-tubi tepat saat anak kembarnya masih terlalu dini dan si kecil yang beranjak remaja kini masih belum terlahir ke bumi.

Sang anak pertama dari kelahiran kembar tiga itu mulai sesak dadanya, menahan tangis tiada kira, "Ya Allaah sudah berpuluh tahun lamanya perjuangan itu, tapi Ibu sama sekali tak pernah bercerita padaku. mungkin agar aku tak ikut merasa kepedihan dan pilu. Oh Ibu...", batinnya berbicara sembari menerawang wajah sang ibu yang saat itu tengah keluar kota mencari penghidupan untuk masa depannya.

Apakah sebenarnya terbuku di kalbu mu...
apakah erti linang air mata di pipimu...
ucapkanlah padaku, tak mampu kurungkainya, peristiwa yang kau pendam itu...
aku hanya menduga, tidak mampu merasa, sebenar-benar perasaanmu...
pengorbanan yang kau lakukan untuk dewasakanku...
hanya bisa ditanggung hati ibu...

this song special for my beloved mother
https://soundcloud.com/fatkhul-tsani-rohana/ibu


With tears,
Magetan, 6th-August-2015, 8.56 am

Tidak ada komentar:

Posting Komentar